Notification

×

Iklan

Iklan

FMCBG Berakhir Tanpa Komunike, Sri Mulyani: 2 Paragraf Tak Disepakati

Minggu, 17 Juli 2022 | Juli 17, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-07-17T23:11:56Z

 Pertemuan ketiga para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) di Bali berakhir tanpa komunike atau pernyataan bersama, melainkan hanya berupa chair summary atau pernyataan dari tuan rumah Indonesia. Hal ini disebabkan risiko global mengalami peningkatan akibat perang hingga kenaikan harga pangan dan energi.


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ada dua hal yang tidak disepakati dalam forum ekonomi negara-negara terbesar di dunia ini. Sementara 14 hal lainnya telah disepakati. "Hanya dua paragraf yang tidak sepakati bersama, ini merefleksikan masing-masing negara punya isu dan mereka punya langkah yang belum bisa direkonsiliasi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Nusa Dua Bali, Sabtu (16/7/2022).


Kedua hal yang tidak disepakati tersebut yakni, pemulihan ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina. Hampir seluruh anggota G-20 sepakat bahwa ekonomi global melambat imbas perang. Namun Rusia menyatakan pandangan bahwa sanksi Barat justru menambah tantangan global. "Banyak anggota sepakat bahwa pemulihan ekonomi global telah melambat dan menghadapi kemunduran besar akibat perang Rusia melawan Ukraina, yang dikecam keras, dan menyerukan diakhirinya perang," kata dia.


Lebih lanjut, salah satu anggota menyatakan pandangan bahwa sanksi tersebut menambah tantangan. "Anggota mencatat bahwa tantangan yang ada telah diperburuk, termasuk ketidaksesuaian pasokan-permintaan, gangguan pasokan, dan peningkatan harga komoditas dan energi, ini menambah tekanan inflasi dan berkontribusi pada peningkatan risiko kerawanan pangan," tulis pernyataan G-20


Selain itu, banyak anggota mencatat pentingnya tindakan lanjutan terhadap perubahan iklim serta mengatasi kerentanan utang. Kemudian beberapa anggota menyambut baik catatan Presidensi G-20 tentang penetapan kebijakan untuk mendukung pemulihan dan mengatasi efek untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan.


Poin kedua yang tidak disepakati adalah kerawanan pangan imbas perang Rusia melawan Ukraina. Mayoritas anggota sepakat bahwa ada peningkatan kerawanan pangan dan energi yang mengkhawatirkan. Hal ini dirasakan secara tidak proporsional oleh kelompok rentan. "Beberapa juga menyatakan keprihatinan tentang ketersediaan pupuk yang berpotensi memperburuk krisis pangan," tulisnya.


Para anggota menegaskan komitmen mereka menggunakan semua alat kebijakan untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan, termasuk risiko kerawanan pangan. Banyak anggota siap mengambil tindakan kolektif yang cepat mengenai ketahanan pangan. Anggota juga mendukung inisiatif multilateral.


Lebih lanjut beberapa anggota meminta lembaga keuangan internasional mengimplementasikan komitmen dalam Rencana Aksi untuk Mengatasi Kerawanan Pangan. "Anggota juga menyambut baik Seminar Tingkat Tinggi tentang Penguatan Kolaborasi Global untuk Mengatasi Kerawanan Pangan. Para anggota sepakat untuk menjaga stabilitas keuangan dan kesinambungan fiskal jangka panjang," tulis G-20.


Dengan demikian, terdapat 14 poin lainnya yang telah disepakati. Terkait dengan masalah kesehatan global, negara G-20 juga sepakat membentuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) untuk Pembiayaan Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Respons (PPR) pandemi. Beberapa negara komitmen untuk terlibat pendanaan ini.



"Bank Dunia dalam hal ini lewat pertemuan dewan mereka sepakat melanjutkan untuk menciptakan FIF dan melakukan gugus tugas untuk co-chair bersama Indonesia dan Italia ini akan terus dilanjutkan dan para negara donor kita juga akan bekerja sama dengan Bank Dunia, WHO, dan pemangku kepentingan lain," ujar Sri Mulyani.


Selain itu, keuangan berkelanjutan yang fokus memajukan tiga agenda utama yaitu transisi keuangan untuk ekonomi hijau, meningkatkan keuangan berkelanjutan, dan keterjangkauan instrumen hijau. Kemudian terkait masalah pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.


Dalam pertemuan FMCBG, dua topik lain yang dibahas yaitu pajak dan pembangunan, serta transparansi pajak. "Anggota G-20 menegaskan pembangunan teknis, untuk dua pilar (perpajakan internasional) tersebut. Para anggota untuk implementasikan transparansi perpajakan," lanjut dia.


Pertemuan G-20 kali ini juga membahas masalah ketahanan pangan.

×
Berita Terbaru Update