Notification

×

Iklan

Iklan

Puisi Karawang Bekasi Chairil Anwar

Minggu, 17 Juli 2022 | Juli 17, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-07-17T23:15:11Z

 lahir di Medan, 26 Juli 1922. Ia merupakan putra mantan Bupati Indragiri Riau, dan masih memiliki ikatan keluarga dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir. 



Chairil Anwar sering kali disebut sebagai pelopor angkatan ’45 dalam sejarah sastra Indonesia. Karya-karya Chairil Anwar banyak bertemakan tentang kematian, eksistensialisme dan individualisme.


Puisi-puisi Chairil Anwar tidak hanya berbahasa Indonesia namun juga diterjemahkan dalam bahasa asing. Hal itu membuktikan bahwa karya Chairil Anwar juga diakui dunia.


Meskipun hidupnya tergolong singkat dan meninggal dalam usia muda Chairil Anwar meninggalkan jejak yang sangat berarti bagi dunia sastra Indonesia dan kepenyairan tanah air.


Salah satu puisi karya Chairil Anwar yang sering dibacakan dan dibahas menjelang peringatan Kemerdekaan adalah Karawang Bekasi.


Krawang Bekasi


Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi


tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi,


Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,


terbayang kami maju dan mendegap hati?


Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak


Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.


Berita Terkait : Semangat Perangi Hoax, Beritabaru.co Launching Biro Tuban

Kenang, kenanglah kami


Kami sudah coba apa yang kami bisa


Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan


arti 4-5 ribu nyawa


Kami cuma tulang-tulang berserakan


Tapi kami adalah kepunyaanmu


Kaulah lagi ada yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan


Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan


kemenangan dan harapan


atau tidak untuk apa-apa,


Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata


Kaulah sekarang yang berkata


Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak


Kenang, kenanglah kami


Teruskan, teruskan jiwa kami


Menjaga Bung Karno


menjaga Bung Hatta


menjaga Bung Sjahrir


Kami sekarang mayat


Berikan kami arti


Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian


Kenang, kenanglah kami


yang tinggal tulang-tulang diliputi debu


Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi. 

×
Berita Terbaru Update