Notification

×

Iklan

Iklan

Pemkab Bekasi Genjot Pembangunan Infrastruktur Jalan di Seluruh Kecamatan

Senin, 07 Juli 2025 | Juli 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-12T10:29:56Z
Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDA-BMBK) Kabupaten Bekasi mengoptimalkan pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas antar wilayah di seluruh kecamatan.

terobosberita - CIKARANG PUSAT. Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDA-BMBK) terus mengoptimalkan pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas antar wilayah. Ditargetkan hingga akhir tahun 2025 pembangunan jalan dilaksanakan sebanyak 108 titik yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan panjang mencapai 50 kilometer. 

Kepala Bidang Pembangunan Jalan pada Dinas SDA-BMBK Kabupaten Bekasi, Dede Chairul mengatakan bahwa pembangunan jalan mencakup berbagai jenis pekerjaan mulai dari rekonstruksi, pelebaran, pemeliharaan hingga pembangunan saluran.

“Panjang jalan yang kami tangani pada tahun ini sekitar 50 kilometer yang tersebar di 108 titik, untuk jenis pekerjaannya bervariasi merata di setiap kecamatan se-Kabupaten Bekasi, target kita tahun ini secara keseluruhan sudah bisa selesai 85 persen, jadi tinggal 15 persen lagi," ujarnya pada Senin, (7/07/2025).

Menurutnya, Bidang Pembangunan Jalan pada Dinas SDABMBK telah melaksanaksn kegiatan pembangunan jalan yang hampir menyentuh seluruh wilayah kecamatan, bahkan di beberapa lokasi ada yang sudah tuntas.

Adapun pekerjaan yang sudah dilaksanakan yaitu rekonstruksi Jalan Teluk Haur Kecamatan Pebayuran, pemeliharaan jalan Desa Sukasejati penghubung Desa Jaya Sampurna Kecamatan Cibarusah, pembangunan jalan Kp. Sembilangan perbatasan Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan dan ruas jalan Kali Baru Kecamatan Muaragembong.

"Selain itu kita kerjakan juga rekonstruksi jalan Ridogalih - Medal Krisna Bojongmangu, jalan Tambelang, penghubung Desa Sumber Jaya - Kelurahan Wanasari, revitalisasi ruas Jalan Kalimalang batas kota Kecamatan Cikarang Selatan dan di titik yang lainnya," terangnya.

Dirinya menambahkan, untuk akses jalan alternatif Inspeksi Kalimalang menjadi salah satu proyek prioritas yang sampai saat ini masih terus berjalan penataannya. Ruas jalan yang menjadi penghubung Kabupaten Bekasi dengan Kota Bekasi hingga batas Karawang sudah mencapai sekitar 80 persen mulus dan bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

"Sekitar 80 persen ruas jalan Kalimalang kini sudah dalam kondisi mantap, sementara 20 persen sisanya masih dalam tahap penyelesaian menunggu proses pembebasan lahan," ucapnya.

Dede Chairul menyebutkan, saat ini masih ada titik lokasi Jalan Kalimalang yang belum tersambung khususnya di Ruas Legenda Tambun Selatan batas kota yang terkendala pembebasan lahan. Karena itu pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) untuk menyelesaikan dokumen perencanaan dan pelaksanaan teknis (DPPT).

“Kami masih menunggu kesiapan lahan, kalau sudah selesai pembebasannya baru bisa kami lanjutkan pengerjaannya, ini masih menjadi tugas kedepan untuk menyelesaikan dua jalur Kalimalang agar bisa digunakan masyarakat," ucapnya. 

Dirinya berharap kedepan akses jalan Kalimalang yang sebagian sudah dilakukan pembangunan rekonstruksi dan pemeliharaan serta pembatas median masih tersisa sedikitnya 10 persen hingga ruas dari arah Tambun sampai batas Karawang bisa segera diselesaikan.

Terkait pembangunan jalan yang dikeluhkan masyarakat di ruas Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) Kampung Wangkal, Desa Sukajaya, Dede Chairul mengatakan, proyek sepanjang 400 meter tersebut sempat mengalami keterlambatan akibat kendala dari penyedia jasa.

“Tapi pekerjaan terus berjalan dan tetap dipantau. Kami berikan perpanjangan waktu dengan catatan denda keterlambatan tetap dikenakan,” jelasnya.

Untuk penanganan longsor di ruas jalan CBL Desa Kertamukti, Dede menyebutkan saat ini masih bersifat darurat karena belum dianggarkan permanen. Dinas SDA-BMBK Kabupaten Bekasi tengah menyiapkan skema perencanaan sambil menunggu hasil kajian teknis.

“Yang penting akses jalan tetap bisa dilewati kendaraan. Untuk penanganan permanen, kami masih menunggu hasil review desain dan analisis kondisi tanah, apakah ada aliran air di bawahnya atau tidak,” tutup Dede. (ADV)

×
Berita Terbaru Update